Salah satu penyebab rusaknya suatu bangsa adalah ketika dipimpin oleh penguasa yang tidak adil. Penguasa yang tidak adil cenderung tidak memerhatikan prinsip keadilan dan kesejahteraan rakyatnya. Ia menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Pemimpin seperti ini akan mendapatkan ganjaran yang sangat berat kelak di akhirat, karena tidak mengindahkan amanah yang diemban olehnya.

Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul, โ€œAkibat dari Penyalahgunaan Kekuasaanโ€. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุชูŽููŽุฑู‘ูŽุฏูŽ ูููŠ ุฃูŽุฒูŽู„ููŠู‘ูŽุชูู‡ู ุจูุนูุฒูู‘ ูƒูุจู’ุฑููŠูŽุงุฆูู‡ูุŒ ูˆูŽุชูŽูˆูŽุญู‘ูŽุฏูŽ ูููŠ ุตูŽู…ูŽุฏููŠู‘ูŽุชูู‡ู ุจูุฏูŽูˆูŽุงู…ู ุจูŽู‚ูŽุงุฆูู‡ูุŒ ูˆูŽู†ูŽูˆู‘ูŽุฑูŽ ุจูู…ูŽุนู’ุฑูููŽุชูู‡ู ู‚ูู„ููˆู’ุจูŽ ุฃูŽูˆู’ู„ููŠูŽุงุฆูู‡ูุŒ ุงู„ุฏู‘ูŽุงุนููŠ ุงูู„ูŽู‰ ุจูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ู‡ูŽุงุฏููŠ ู„ูุฃูŽุญู’ุจูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุชูŽููŽุถูู‘ู„ู ุจูุฅูู†ู’ุฒูŽุงู„ู ูƒูุชูŽุงุจูู‡ูุŒ ุชูŽุจู’ุตูุฑูŽุฉู‹ ูˆูŽุฐููƒู’ุฑูŽู‰ ู„ูู„ู’ุฅูุณู’ุชูุนู’ุฏูŽุงุฏู ู„ููŠูŽูˆู’ู…ู ู„ูู‚ูŽุงุฆูู‡ู. ููŽุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ู…ูŽู†ู’ ุชูŽู‚ูŽุฑู‘ูŽุจูŽ ุจูุฑูŽุฃู’ููŽุชูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุชูู‡ูุŒ ูˆูŽุชูŽุนูŽุฑู‘ูŽููŽ ุงูู„ู‰ูŽ ุนูุจูŽุงุฏูู‡ู ุจูู…ูŽุญูŽุงุณูู†ู ุตูููŽุงุชูู‡ูุŒ ููŽุงู†ู’ุจูŽุณูŽุทููˆู’ุง ู„ูุฐููƒู’ุฑูู‡ู ูˆูŽุฏูุนูŽุงุฆูู‡ู. ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏูู‡ู ุญูŽู…ู’ุฏูŽ ู…ูุนู’ุชูŽุฑููู ุจูุงู„ู’ุนูŽุฌู’ุฒู ุนูŽู†ู’ ุงูŽู„ุงูŽุฆูู‡ูุŒ ู…ูู†ู’ุชูŽุธูุฑู ุฒูŽูˆูŽุงุฆูุฏูŽ ุจูุฑูู‘ู‡ู ูˆูŽูˆูŽู„ุงูŽุฆูู‡ู

โ€ŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุงุงูู„ูŽู‡ูŽ ุงูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ุดูŽู‡ูŽุงุฏูŽุฉู‹ ุถูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุญูุณู’ู†ูŽู‰ ู„ูู‚ูŽุงุฆูู„ูู‡ูŽุง ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ู„ูู‚ูŽุงุฆูู‡ู. ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุฎูŽุงุชูŽู…ู ุฃูŽู†ู’ุจููŠูŽุงุฆูู‡ู ูˆูŽุณูŽูŠูู‘ุฏู ุฃูŽุตู’ูููŠูŽุงุฆูู‡ู. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ูุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู ุงู‚ู’ุชูŽููŽู‰ ุฃูŽุซูŽุฑูŽู‡ูู…ู’ ุงูู„ู‰ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ู ููŽููŽุงุฒูŽ ุจูุงู‚ู’ุชูููŽุงุฆูู‡ู. ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู: ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงููŠูŽุงูŠูŽ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ุงู‹ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ู‰ูŽ ูˆูŽุทูŽุงุนูŽุชูู‡ูุŒ ุจูุงู…ู’ุชูุซูŽุงู„ู ุฃูŽูˆูŽุงู…ูุฑูู‡ู ูˆูŽุงุฌู’ุชูู†ูŽุงุจู ู†ูŽูˆูŽุงู‡ููŠู’ู‡ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ูููŠู’ ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู: ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ุณู‘ูŽุจููŠู„ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽุธู’ู„ูู…ููˆู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ูˆูŽูŠูŽุจู’ุบููˆู†ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ุจูุบูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽู‚ู‘ู ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจูŒ ุฃูŽู„ููŠู…ูŒ

Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Mari kita awali perjumpaan kita ini dengan senantiasa melafalkan kalimat syukur alhamdulillahi rabbil alamin, atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan kepada kita semua. Sehingga kita bisa senantiasa istiqamah menunaikan kewajiban-Nya. Shalawat dan salam semoga terus mengalir kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, manusia sempurna yang telah menjadi teladan dalam menerapkan keadilan kepada umatnya.

Selanjutnya, sudah menjadi keharusan dan kewajiban bagi kami selaku khatib, untuk senantiasa mengingatkan kepada diri kami sendiri dan semua jamaah yang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, yaitu dengan mengerjakan semua kewajiban dan meninggalkan larangan-Nya. Takwa akan menjadi satu-satunya bekal yang akan kita bawa menuju akhirat kelak, Allah swt berfirman dalam Al-Qurโ€™an:

ูˆูŽุชูŽุฒูŽูˆู‘ูŽุฏููˆุง ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ุงู„ุฒู‘ูŽุงุฏู ุงู„ุชู‘ูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ูˆูŽุงุชู‘ูŽู‚ููˆู†ู ูŠูŽุง ุฃููˆู„ููŠ ุงู„ุฃูŽู„ู’ุจูŽุงุจู

Artinya, โ€œBawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.โ€ (QS Al-Baqarah [2]: 197).

Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Pemimpin yang adil merupakan salah satu impian besar suatu bangsa, termasuk kita semua, karena hanya dengan keadilan, suatu bangsa akan makmur dan rakyat menjadi sejahtera. Namun sebaliknya, pemimpin yang tidak adil hanya akan menjadi perusak kesejahteraan bangsa. Kemakmuran dan keadilan hanya akan menjadi angan-angan bagi semua rakyatnya.

Pemimpin yang tidak adil adalah pemimpin yang tidak memperlakukan rakyat dengan setara dan tidak menerapkan hukum atau kebijakan secara adil. Perlakuan seperti ini dalam Islam disebut sebagai tindakan kezaliman. Allah swt berfirman dalam Al-Qurโ€™an:

ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ุณู‘ูŽุจููŠู„ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽุธู’ู„ูู…ููˆู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ูˆูŽูŠูŽุจู’ุบููˆู†ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ุจูุบูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽู‚ู‘ู ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจูŒ ุฃูŽู„ููŠู…ูŒ

Artinya, โ€œSesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksa yang pedih.โ€ (QS Asy-Syura, [42]: 42).

Selain itu, perlu kita ketahui bersama bahwa orang-orang yang sudah dipercaya menjadi pemimpin, namun ia tidak mengindahkan amanah yang diterimanya, maka ia tergolong sebagai orang munafik. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah dalam ciri-ciri orang munafik, yang di antaranya adalah apabila mendapatkan amanah dia berkhianat, Nabi bersabda:

ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŒ ู…ูŽู†ู’ ูƒู†ู‘ูŽ ูููŠู‡ู ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ุงููู‚ู‹ุง ุฎูŽุงู„ูุตู‹ุงุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูƒุงู†ูŽุชู’ ูููŠู‡ู ุฎูŽุตู’ู„ูŽุฉูŒ ู…ูู†ู’ู‡ูู†ู‘ูŽ ูƒุงู†ูŽุชู’ ูููŠู‡ู ุฎูŽุตู’ู„ูŽุฉูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ููุงู‚ู ุญูŽุชู‘ู‰ ูŠูŽุฏูŽุนูŽู‡ูŽุง: ุฅูุฐุง ุงุคู’ุชูู…ูู†ูŽ ุฎูŽุงู†ูŽุŒ ูˆูŽุฅูุฐุง ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽ ูƒูŽุฐูŽุจูŽุŒ ูˆูŽุฅูุฐุง ุนุงู‡ูŽุฏูŽ ุบูŽุฏูŽุฑูŽุŒ ูˆูŽุฅูุฐุง ุฎูŽุงุตูŽู…ูŽ ููŽุฌูŽุฑูŽ

Artinya, โ€œTerdapat empat hal yang apabila ada pada diri seseorang maka dia termasuk orang munafik yang murni. Siapa saja dalam dirinya ada salah satu dari tanda-tanda munafik, berarti pada dirinya terdapat salah satu karakter kemunafikan, hingga ia meninggalkannya. Adapun empat hal itu adalah: (1) apabila mendapatkan amanah dia berkhianat; (2) apabila berbicara dia berdusta; (3) bila berjanji dia ingkar; dan (4) jika berselisih dia licik.โ€ (HR Bukhari).

Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Maksud dari frasa โ€œapabila mendapatkan amanah dia berkhianatโ€ menurut Imam Abdullah at-Tabrizi dalam kitab Misykatul Mashabih maโ€™a Syarhihi Mirโ€™atil Mafatih, jilid I, halaman 338, adalah menyalahgunakan amanah yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

Perlu kita ketahui bersama, bahwa pemimpin tidak adil yang menyalahgunakan wewenang merupakan tindakan yang sangat merugikan, tidak hanya bagi suatu bangsa, namun juga merugikan rakyat secara umum. Oleh sebab itu, ganjaran yang akan didapatkan oleh pemimpin yang tidak adil ini sangat berat kelak di akhirat, yaitu surga akan diharamkan baginya. Rasulullah saw bersabda:

ู…ูŽุง ู…ูู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ูŠูŽุณู’ุชูŽุฑู’ุนููŠู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฑูŽุนููŠู‘ูŽุฉู‹ ูŠูŽู…ููˆุชู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูŠูŽู…ููˆุชู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุบูŽุงุดู‘ูŒ ู„ูุฑูŽุนููŠู‘ูŽุชูู‡ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุญูŽุฑู‘ูŽู…ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูŽ

Artinya, โ€œTidaklah seorang hamba yang dipasrahkan oleh Allah untuk memimpin rakyat, kemudian ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.โ€ (HR Muslim).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah juga telah berpesan kepada kita semua yang memiliki amanah untuk menjadi pemimpin agar menjauhi ketidakadilan. Sebab, pemimpin yang tidak adil kelak di akhirat akan Allah lemparkan ke dalam neraka. Rasulullah saw bersabda:

ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู…ูู†ู’ ูˆูŽุงู„ููŠ ุฃูู…ู‘ูŽุฉู ู‚ูŽู„ู‘ูŽุชู’ ุฃูŽูˆู’ ูƒูŽุซูุฑูŽุชู’ ู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ุฏูู„ู ูููŠู‡ูŽุง ุฅูู„ู‘ูŽุง ูƒูŽุจู‘ูŽู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุชูŽุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ูˆูŽุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ูˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู ูููŠ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู

Artinya, โ€œTidaklah seorang pemimpin suatu umat, baik sedikit atau banyak, kemudian ia tidak adil dalam memimpinnya, kecuali Allah akan melemparkan wajahnya ke neraka.โ€ (HR Ahmad).

Maโ€™asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Itulah ganjaran yang akan didapatkan oleh penguasa atau pemimpin yang tidak adil. Oleh sebab itu, jika salah satu di antara kita semua ada yang memiliki tanggung jawab untuk menjadi pemimpin, mari kita laksanakan tugas kita dengan adil, karena penguasa yang adil akan mendapatkan pahala yang sangat besar di sisi Allah.

Namun sebaliknya, pemimpin yang tidak adil akan mendapatkan ganjaran yang sangat pedih kelak di akhirat, yaitu surga akan diharamkan baginya dan akan dimasukkan ke dalam neraka oleh Alah swt.

Demikian adanya khutbah Jumat, perihal penguasa yang tidak adil dan ganjaran yang akan didapatkan olehnya. Semoga menjadi khutbah yang membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.

ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุงูฐู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠ ูˆูŽุงููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูููŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุงูฐูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ู ูˆูŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ูŽ ู…ูู†ู‘ููŠู’ ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุชูู„ูŽุงูˆูŽุชูŽู‡ู ุงูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู’ู…ู. ูˆูŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูุณูŽุงุฆูุฑู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ููŽูŠูŽุง ููŽูˆู’ุฒูŽ ุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽูŠูŽุง ู†ูŽุฌูŽุงุฉูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุงุฆูุจููŠู’ู†ูŽ

Khutbah IIย

ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู. ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽุจููŠู‘ูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุจู†ู ุนูŽุจุฏู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงูฐู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุจูุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฅูุญู’ุณูŽุงู†ู ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ู‘ูŽุง ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠูู‘ุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ูุŒ ู„ูŽุง ู†ูŽุจููŠู‘ูŽ ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู. ุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุจูŽุนู’ุฏู ููŽูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุงุถูุฑููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู…ูุณู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ. ุงูุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ูŽู‘ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽุงุนู„ูŽู…ููˆู’ุง ุฅูู†ูŽู‘ ูฑู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ู…ูŽุนูŽ ูฑู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ูฑุชูŽู‘ู‚ูŽูˆุงู’ ูˆูŽู‘ูฑู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ู‡ูู… ู…ูู‘ุญู’ุณูู†ููˆู†ูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูŽุนุงูŽู„ูŽู‰ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุขุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ู‰ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจูู‰ ูŠุข ุงูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆู’ุง ุตูŽู„ู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆู’ุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุงย

ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ุงูŽู„ุงูŽุญู’ูŠุขุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู’ู„ุงูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุนูุฒู‘ูŽ ุงู’ู„ุฅูุณู’ู„ุงูŽู…ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽุฐูู„ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูุฑู’ูƒูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุดู’ุฑููƒููŠู’ู†ูŽ. ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุงู’ู„ุจูŽู„ุงูŽุกูŽ ูˆูŽุงู’ู„ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ุฒู‘ูŽู„ุงูŽุฒูู„ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุญูŽู†ูŽ ูˆูŽุณููˆู’ุกูŽ ุงู’ู„ููุชู’ู†ูŽุฉู ูˆูŽุงู’ู„ู…ูุญูŽู†ูŽ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽ ุนูŽู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ุงูู†ู’ุฏููˆู†ููŠู’ุณููŠู‘ูŽุง ุฎุขุตู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽุณูŽุงุฆูุฑู ุจูู„ู’ุฏูŽุงู†ู ุงู’ู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุงู…ู‘ูŽุฉู‹ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู’ู„ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุฎูŽุงุตู‘ูŽุฉู‹ ุจูู„ูŽุงุฏู ููŽู„ูุณู’ุทููŠู’ู†. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุตูุฑู’ ุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ูŽู†ูŽุง ูููŠ ููŽู„ูุณู’ุทููŠู’ู† ูˆูŽุขุชูู‡ูู…ู ุงู„ู’ุงูุณู’ุชูู‚ู’ู„ูŽุงู„ูŽ ูˆุงู„ุญูุฑู‘ููŠู‘ูŽุฉูŽ ู…ูู†ู’ ุทูุบู’ูŠูŽุงู†ู ุงุณู’ุชูุนู’ู…ูŽุงุฑู ุฅูุณู’ุฑูŽุงุฆููŠู„ูŽ. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุขุชูู†ุงูŽ ููู‰ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽููู‰ ุงู’ู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุธูŽู„ูŽู…ู’ู†ูŽุง ุงูŽู†ู’ููุณูŽู†ูŽุง ูˆูŽุฅู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุชูŽุฑู’ุญูŽู…ู’ู†ูŽุง ู„ูŽู†ูŽูƒููˆู’ู†ูŽู†ู‘ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุฎูŽุงุณูุฑููŠู’ู†ูŽ

ุนูุจูŽุงุฏูŽุงู„ู„ู‡ู! ุงูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู„ู’ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุงูุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุงููŠู’ุชูŽุงุกู ุฐููŠู’ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุจูŽู‰ ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุบู’ูŠูุŒ ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ. ููŽุงุฐู’ูƒูุฑููˆู’ุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑููƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู

Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.



Source link