Menghindari seks bebas merupakan salah satu tantangan yang sedang dihadapi banyak pemuda saat ini. Di tengah arus informasi yang begitu deras, godaan untuk terlibat dalam perilaku tidak senonoh tersebut semakin tinggi. Namun, penting bagi para pemuda untuk menyadari bahwa tindakan semacam itu tidak hanya dilarang dalam agama, namun juga merugikan diri sendiri dan merusak masa depan.

Naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul: Khutbah Jumat: Nasihat untuk Pemuda agar Terhindar dari Seks Bebas. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon printberwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي تَفَرَّدَ فِي أَزَلِيَّتِهِ بِعِزِّ كِبْرِيَائِهِ، وَتَوَحَّدَ فِي صَمَدِيَّتِهِ بِدَوَامِ بَقَائِهِ، وَنَوَّرَ بِمَعْرِفَتِهِ قُلُوْبَ أَوْلِيَائِهِ، الدَّاعِي اِلَى بَابِهِ وَالْهَادِي لِأَحْبَابِهِ وَالْمُتَفَضِّلِ بِإِنْزَالِ كِتَابِهِ، تَبْصِرَةً وَذِكْرَى لِلْإِسْتِعْدَادِ لِيَوْمِ لِقَائِهِ. فَسُبْحَانَ مَنْ تَقَرَّبَ بِرَأْفَتِهِ وَرَحْمَتِهِ، وَتَعَرَّفَ اِلىَ عِبَادِهِ بِمَحَاسِنِ صِفَاتِهِ، فَانْبَسَطُوْا لِذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ. أَحْمَدُهُ حَمْدَ مُعْتَرِفٍ بِالْعَجْزِ عَنْ اَلاَئِهِ، مُنْتَظِرٍ زَوَائِدَ بِرِّهِ وَوَلاَئِهِ

‎أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً ضَمِنَ الْحُسْنَى لِقَائِلِهَا يَوْمَ لِقَائِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَاتَمُ أَنْبِيَائِهِ وَسَيِّدُ أَصْفِيَائِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنِ اقْتَفَى أَثَرَهُمْ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ فَفَازَ بِاقْتِفَائِهِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Alhammdulillâhi rabbil âlamin, segala puji bagi Allah ‘azza wa jalla, Tuhan semesta alam, yang tidak henti-hentinya memberikan nikmat dan karunia kepada kita semuanya, hingga kita bisa terus istiqamah dalam menunaikan ibadah shalat Jumat ini. Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, allâhumma shalli wa sallim wa bârik alaih. Semoga kita diakui sebagai umatnya, dan berkumpul bersamanya kelak di hari kiamat, Amin.

Selanjutnya, sudah menjadi kewajiban bagi kami selaku khatib pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk senantiasa mengingatkan diri kami sendiri dan semua jamaah sekalian agar senantiasa berusaha dan berupaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Mari kita bersama-sama mengisi hidup ini dengan ketaatan kepada-Nya, menjauhi segala bentuk larangan-Nya dan menjalani perintahnya dengan penuh keikhlasan.

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain meningkatkan ketakwaan dengan terus mengerjakan kewajiban, salah satu cara penting untuk meningkatkan ketakwaan adalah menjauhi dan meninggalkan semua larangan-larangan dalam Islam. Rasulullah saw ketika memerintahkan sesuatu, beliau memberikan kelonggaran kepada kita semua untuk mengerjakan kewajiban tersebut sesuai dengan kemampuan kita. Artinya, jika kita tidak mampu untuk menunaikan kewajiban sepenuhnya, Islam memberikan dispensasi untuk mengerjakan kewajiban yang kita bisa saja.

Namun, ketika Rasulullah saw memberikan sebuah larangan, tidak ada sedikit pun terdapat kelonggaran yang bisa kita lakukan dalam pelarangan tersebut. Hal ini untuk menunjukkan betapa larangan-larangan dalam Islam tersebut tidak boleh kita lakukan sedikit pun. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah saw bersabda:

إِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَىْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِالأَمْرِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

Artinya: “Jika aku melarang kalian sesuatu, maka jauhilah. Dan jika aku perintahkan kepada kalian sesuatu, maka kerjakanlah semampu kalian.” (HR al-Baihaqi).

Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitab az-Zawajir, juz I, halaman 25 menjelaskan kepada kita semua, perihal mengapa pada pernyataan ini, Rasulullah memberikan kelonggaran dalam hal kewajiban, tapi tidak untuk suatu larangan. Hal ini karena untuk menunjukkan betapa bahaya dan buruknya perbuatan tersebut:

فَأَتَى بِالِاسْتِطَاعَةِ فِي جَانِبِ الْمَأْمُورَاتِ وَلَمْ يَأْتِ بِهَا فِي جَانِب الْمَنْهِيَّاتِ إشَارَةً إلَى عَظِيمِ خَطَرِهَا وَقَبِيحِ وَقْعِهَا

Artinya: “Nabi menyebutkan ‘sesuai kemampuan’ pada sisi perintah, tapi tidak menyebutkannya pada sisi larangan, sebagai isyarat akan bahaya besar dan buruknya dampak (dari larangan tersebut).

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Termasuk dari larangan-larangan yang harus kita jauhi adalah seks bebas yang saat ini menjadi sesuatu yang lumrah di kalangan remaja hingga dewasa. Terkait hal fenomena ini, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar keluarga kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita tidak melakukannya.

Seks bebas merupakan perbuatan terlarang yang sudah ditegaskan dalam Al-Qur’an. Seks bebas di luar nikah merupakan perbuatan keji dan buruk dan merupakan tindakan yang buruk. Allah swt berfirman:

وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’ [17]: 32).

Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi dalam Tafsir wa Khawathirul Umam, juz I, halaman 478 menjelaskan bahwa zina hanya sekadar mencari kesenangan sementara saja, yang bertentangan dengan tujuan utama diciptakannya wanita. Allah swt menciptakan Sayyidah Hawa untuk Nabi Adam agar ia bisa menjadi penenang dan teman hidup yang bisa mendampinginya, bukan sekadar untuk bersenang-senang saja.

Oleh sebab itu, menjadikan wanita sebatas pemuas nafsu saja sangat bertentangan dengan tujuan diciptakannya wanita itu sendiri, yaitu untuk penenang bukan pelampiasan nafsu saja,

فَالزِّنَا يَجْعَلُ الْعَلاَقَةَ بَيْنَ الرَّجُلِ وَالْمَرْأَةِ عَلاَقَةَ اسْتِمْتَاعٍ فَقَطْ، وَالْعَلاَقَةُ الْأُوْلىَ الَّتِي أَرَادَهَا اللهُ حِيْنَمَا أَوْجَدَ حَوَّاءَ لِآدَمَ هِيَ أَنْ تَكُوْنَ الْمَرْأَةُ سَكَناً وَلَيْسَتْ أَدَاةَ اسْتِمْتَاعٍ فَقَطْ

Artinya: “Zina menjadikan hubungan antara laki-laki dan wanita hanya sebatas hubungan bersenang-senang saja, sedangkan hubungan pertama yang dikehendaki Allah ketika Dia menciptakan Hawa untuk Nabi Adam adalah agar wanita menjadi tempat yang memberikan ketenangan, bukan sekadar alat untuk menikmati kesenangan saja.

Hubungan seks bebas selain perbuatan jelek dan tercela, juga mendapatkan ancaman yang sangat berat, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Hukuman itu sebagaimana ditegaskan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an, yaitu akan dicambuk seratus kali. Allah berfirman:

الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِئَةَ جَلْدَةٍ وَلا تَأْخُذْكُم بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ

Artinya, “Pezina perempuan dan pezina lai-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (QS A-Nur, [24]: 2).

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Oleh sebab itu, kami selaku khatib mengajak kepada para pemuda yang pernah melakukan perbuatan tersebut, segeralah bertobat kepada Allah, niscaya Allah akan menerima dan memberikan ampunan. Bagi yang belum terjerumus, kuatkanlah iman dan takwa agar tidak terperosok dalam perbuatan tersebut. Seks bebas sangat bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam maupun ajaran kemanusiaan, karena hal itu bisa merusak masa depan setiap orang.

Demikian khutbah Jumat ini sebagai nasihat untuk kita semua wabil khusus bagi para pemuda agar terhindar dari perbuatan seks bebas. Semoga menjadi khutbah yang membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلٓهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أٓلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ

‎أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللّٰهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

‎اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

‎عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.



Source link